Laman

Cari Artikel Lainnya disini

HAKIKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN





A.    Pendahuluan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupkan kurikulum terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum dari kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari semangat otonomi daerah, dimana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab itu dilihat dari pola atau model pengembangannya KTSP merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralistik.

B.     Pengertian dan Karekteristik KTSP
  1. Pengertian
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan  memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Makala kita analisis konse diatas, maka ada bebrapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersafat operasional, maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketatapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional.
Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP, dituntut dan harus memperhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi undang-undnag No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip deversifikasi susuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikuklum menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi  dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dalam menentukan evaluasi yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu topik materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai.
  1. Karekteristik KTSP
Di muka telah dijelaskan bahwa pengertian kurikulum dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yakni kuruikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam kurun waktu tertentu, kurikulum sebagai suluruh aktivitas siswa untuk memperoleh pengalaman, serta kurikulum sebagai perencanaan program pembelajran.

C.     Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkan KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. Dengan demikian, melalui KTSP diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secar khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
  1. Meningatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
  2. Meningkatkan kepedulian waga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersam.
  3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yangakan dicapai.
D.    Dasr Penyusunan KTSP
Pengembangn KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan  formal. Yang menjadi landasan empirik diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses misalnya pendidikan kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya pada pengembangn kognotif atau pengembangan intelektual; sedangkan pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada pengembangan intelektual saja, akan tetapi pembentukan sikap dan keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata.